Deskripsi gambar

Munafri: Lorong Literasi Jadi Wajah Baru Pencerahan Kota Makassar

Literasi sebagai Pintu Peradaban Baru

SudutMakassar.id, MAKASSAR – Literasi bukan sekadar kemampuan membaca, melainkan pintu masuk menuju peradaban yang lebih cerdas. Hal itu ditegaskan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, saat menghadiri Diskusi Oblong (Obrolan Lorong) di Jalan Dg. Tata, Kecamatan Tamalate, Sabtu (23/8/2025).

Kegiatan yang digagas komunitas Anak Pelangi ini turut dihadiri Bunda Literasi Kota Makassar sekaligus Ketua TP PKK Makassar, Melinda Aksa Mahmud, yang menyerahkan bantuan materil sebagai dukungan nyata bagi gerakan literasi masyarakat.

Lorong Literasi sebagai Identitas Baru Kota

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Munafri menyampaikan apresiasi atas lahirnya Lorong Literasi di tengah masyarakat. Menurutnya, konsep ini membuat kawasan tersebut berbeda dari ribuan lorong lain di Kota Makassar.

“Saya selalu mengatakan bahwa lorong di Makassar bukan lorong homogen, tapi heterogen. Masing-masing punya keunggulan,” ujarnya.

“Hari ini kita melihat keunggulan itu dalam bentuk literasi. Di tempat lain bisa lahir lorong seni, lorong budaya, atau lorong pameran karya. Insya Allah, lorong literasi ini bisa menjadi contoh bagi lorong-lorong lainnya,” tambah Appi.

Membangun Empati Sosial Melalui Literasi

Lebih lanjut, Munafri menekankan pentingnya membangun kesadaran sosial di masyarakat. Ia menegaskan bahwa kepedulian tidak selalu harus berbasis kegiatan formal yang mengandalkan anggaran pemerintah.

“Hal yang lebih penting adalah menumbuhkan empati sosial di lorong-lorong. Komunitas Anak Pelangi sudah membuktikan, bagaimana pendidikan non-formal memberi manfaat besar bagi anak-anak di Makassar,” jelasnya.

Pendidikan Berkualitas Dimulai dari Guru

Pada sesi diskusi, Munafri juga menyinggung arah pembangunan pendidikan di Makassar. Ia menegaskan bahwa kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas guru.

“Kalau mau mencerdaskan kehidupan bangsa, mulailah dari guru. Bayangkan jika gaji guru Rp30 sampai Rp50 juta. Semua orang pasti ingin jadi guru, bukan kerja di bank atau perusahaan asing. Kenapa kita tidak mulai berinvestasi di dunia pendidikan dengan memperbaiki guru terlebih dahulu?” ujarnya.

Ia menambahkan, Pemerintah Kota Makassar telah menjalin komunikasi dengan berbagai mitra, termasuk Sampoerna Foundation, untuk mendukung peningkatan kapasitas guru.

“Kalau memang mau membantu, tolong bantu kami meningkatkan kualitas guru. Kesejahteraan nanti pemerintah yang pikirkan. Karena guru adalah tokoh sentral dalam pendidikan,” tegasnya.

Perbaikan Fasilitas Sekolah Jadi Prioritas

Selain peningkatan kualitas guru, Munafri juga menegaskan komitmen Pemkot Makassar dalam memperbaiki fasilitas pendidikan. Ia telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk mendata sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan agar segera ditangani.

“Apa yang bisa kita harapkan dari pendidikan kalau gurunya tidak berkualitas dan gedungnya juga tidak layak? Saya ingin suatu saat orang bertanya, sekolah dasar terbaik di Indonesia ada di mana? Jawabannya harus di Makassar,” tutup Munafri penuh optimisme.

Deskripsi gambar
Deskripsi gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Deskripsi gambar