Deskripsi gambar

Wali Kota dan Wawali Makassar Kumpulkan Stakeholder Bahas Solusi Terintegrasi Atasi Sampah

Munafri-Aliyah Gagas Revolusi Pengelolaan Sampah dari Rumah, Sekolah, hingga Dunia Usaha

SudutMakassar.id, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar mengambil langkah strategis dalam menyelesaikan persoalan sampah yang kian mendesak. Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham memimpin rapat penanganan sampah di Rumah Jabatan, Rabu malam (25/6/2025).

Pertemuan ini melibatkan para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, komunitas penggiat lingkungan, dan akademisi. Fokus rapat ialah membahas penyusunan roadmap menuju Kota Makassar bebas sampah (zero waste city).

Turut hadir dalam rapat tersebut Ketua TP PKK Melinda Aksa, Sekretaris Daerah, Kepala DLH dan Kominfo, para camat, serta perwakilan komunitas lingkungan.

Munafri menegaskan bahwa penyelesaian persoalan sampah harus melibatkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga pelaku usaha, karena pendekatan parsial tidak akan efektif.

“Jika tidak segera diatasi, persoalan sampah akan memburuk. Tapi jika kita intervensi tepat, sampah justru bisa memberi nilai ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup warga,” tegas Munafri.

Desentralisasi Pengolahan Sampah

Munafri memaparkan bahwa TPA Antang saat ini mengalami kelebihan kapasitas dan antrean panjang truk sampah. Untuk itu, pemerintah akan mendorong desentralisasi pengolahan dengan menghadirkan mesin pengolah di setiap kecamatan. Nantinya, TPA hanya menerima residu akhir yang telah dipilah dan diolah sebelumnya.

“Target kita adalah sanitary landfill, bukan lagi TPA terbuka. Residu yang masih bermanfaat akan dimanfaatkan,” ujarnya.

Potensi Ekonomi dan Inovasi Hijau

Munafri menyoroti potensi besar pengolahan sampah plastik dan limbah organik, termasuk daun ketapang yang selama ini hanya disapu tanpa dimanfaatkan secara optimal.

Ia mengusulkan pemanfaatan lubang biopori sebagai solusi konkret, di mana petugas kebersihan mengelola limbah organik tersebut, lalu warga memanfaatkan hasilnya sebagai pupuk alami.

“Tahun ke-2 kita petakan capaian, tahun ke-3 kita evaluasi, hingga akhirnya kita deklarasikan Makassar bebas sampah.”

Revolusi Budaya Sampah dari Sekolah

Sebagai langkah perubahan budaya, Munafri akan meluncurkan program edukasi lingkungan di sekolah dasar dan menengah. Siswa akan membawa sampah terpilah dari rumah setiap hari.

“Anak-anak tidak hanya membawa, tapi belajar memilah antara sampah organik dan non-organik. Ini akan jadi kebiasaan baru sejak dini,” jelasnya.

Pemerintah Kota Makassar akan menyediakan fasilitas tempat sampah terpilah di setiap sekolah dan mengintegrasikannya dengan sistem bank sampah, pengomposan, serta program urban farming.

Sinergi dengan Dunia Usaha

Pemerintah juga mengajak sektor swasta seperti hotel dan pelaku industri makanan untuk turut serta. Munafri meminta agar hotel menyediakan lahan pengolahan kompos berkapasitas sedang (5.000 m²–1 hektare).

“Sampah organik dari hotel bisa diolah menjadi kompos dan dimanfaatkan untuk pertanian kota. Ini tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga membuka peluang ekonomi rumah tangga.”

Langkah Menuju Kota Zero Waste

Rapat ini menjadi tonggak awal bagi Kota Makassar dalam menyusun peta jalan zero waste city yang terukur dan partisipatif. Munafri menegaskan pentingnya peran aktif semua pihak, terutama komunitas lingkungan, dalam memberikan masukan untuk kebijakan yang berkelanjutan.

Deskripsi gambar
Deskripsi gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Deskripsi gambar