SudutMakassar.id, MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar bersiap menghadirkan deretan agenda unggulan sepanjang 2026 melalui Calendar of Event (CoE) 2026. Tak sekadar kalender kegiatan, CoE dirancang sebagai platform terpadu yang menjadi rujukan utama dalam penginputan, pengelolaan, hingga promosi seluruh program prioritas Pemkot Makassar, khususnya di sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan kebudayaan.
Dari puluhan agenda yang disiapkan, satu event tampil menonjol dan menyita perhatian publik, yakni Festival Muara. Event ini digagas langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, melalui Dinas Pariwisata Kota Makassar, dengan mengangkat kekuatan tradisi lokal di kawasan pertemuan sungai dan laut.
Makassar dikenal memiliki identitas geografis yang kuat sebagai kota pesisir, dengan keberadaan muara-muara sungai besar seperti Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang. Potensi inilah yang kemudian diangkat menjadi ruh utama Festival Muara.
Festival Muara direncanakan akan digelar pada pertengahan tahun 2026 dan menjadi festival perdana di Makassar yang secara khusus mengangkat tradisi, budaya, dan kehidupan masyarakat di kawasan pertemuan sungai dan laut.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa Festival Muara dihadirkan sebagai bentuk perayaan atas keunikan geografis yang tidak dimiliki banyak daerah lain.
“Kenapa kita mengangkat Festival Muara sebagai Top Event? Karena ini baru pertama kali akan kita gelar di Kota Makassar. Festival ini akan dikurasi oleh talenta-talenta berpengalaman untuk membentuk sebuah festival yang berbeda,” ujar Munafri, Minggu (21/12/2025).
Menurutnya, Festival Muara bukan sekadar perayaan budaya, melainkan upaya memperkenalkan Makassar sebagai kota pesisir yang hidup dari harmoni alam, sejarah, dan aktivitas masyarakatnya. Konsep muara dijadikan sebagai ruang budaya, sementara pesisir laut diposisikan sebagai ruang ekonomi dan ruang interaksi sosial yang menyatukan wilayah pesisir dan perkotaan.
“Tidak banyak kota yang punya keindahan alam dan letak geografis seperti Makassar. Karena itu, potensi yang diberikan Tuhan ini harus kita maknai dan kelola dengan baik, salah satunya melalui event yang mencerminkan karakter kota,” jelasnya.
Momentum peluncuran Calendar of Event Kota Makassar 2026 yang digelar pada Jumat (19/12/2025) lalu menjadi penanda keseriusan Pemkot Makassar dalam menjadikan event sebagai penggerak utama sektor pariwisata.
Secara keseluruhan, CoE 2026 memuat 86 kegiatan yang akan berlangsung sepanjang Januari hingga Desember. Dari jumlah tersebut, 15 kegiatan masuk kategori Big Event, sementara Festival Muara menjadi satu-satunya Top Event yang paling mencuri perhatian.
Festival ini dirancang sebagai wajah baru agenda unggulan Kota Daeng dan diharapkan menjadi magnet baru pariwisata Makassar sekaligus memperkuat identitas kota sebagai pusat budaya maritim di Indonesia Timur.
Munafri menjelaskan, Festival Muara akan menampilkan harmoni antara muara sungai dan muara laut, serta menghadirkan kehidupan masyarakat pesisir dan kepulauan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Makassar.
“Lihat bagaimana muara sungai berbaur dengan muara pantai, orang-orang pulau yang menghadirkan seluruh elemen kehidupan di dalamnya. Ini yang kita harapkan menjadi daya tarik dan dikemas dalam bentuk yang berbeda,” katanya.
Festival Muara akan memadukan unsur tradisional, modern, dan kontemporer dalam satu ruang perayaan. Perpaduan tersebut diharapkan memberikan kesan yang kuat dan pengalaman berbeda bagi para pengunjung.
“Tradisional, modern, dan kontemporer akan menyatu dalam event ini, sehingga memberi kesan yang berbeda bagi siapa pun yang datang,” lanjut Munafri.
Tak hanya menyasar warga Kota Makassar, Festival Muara juga ditujukan bagi wisatawan dari berbagai daerah. Pemkot Makassar ingin menghadirkan pengalaman visual dan budaya yang khas, termasuk panorama matahari terbenam di kawasan pesisir kota.
“Ini bukan hanya untuk warga Makassar, tetapi juga untuk para pelancong. Kita ingin mereka menyaksikan langsung keindahan sunset Makassar yang cantik dan khas. Itu yang akan kita eksplorasi ke depan,” ungkapnya.
Ia menegaskan, Festival Muara akan menghadirkan panggung-panggung terbuka yang menampilkan tari dan pertunjukan adat, musik tradisi, hingga ragam kuliner khas yang merepresentasikan jejak rasa dan identitas Makassar.
“Makassar memandang budaya sebagai sumber kekuatan. Kekuatan itu hidup dari para seniman, komunitas, dan masyarakat yang memberi warna pada kota ini,” tutup Munafri.
















