SudutMakassar.id, MAKASSAR – Pendaftaran Pemilihan Umum Duta Budaya Kota Makassar 2025 resmi ditutup setelah berlangsung selama dua pekan. Tahun ini, antusiasme peserta menunjukkan peningkatan signifikan, dengan ratusan pendaftar dari berbagai kampus, komunitas seni, pelajar, dan organisasi kepemudaan di Kota Makassar.
Pemilihan Duta Budaya 2025 mengusung tema “Mulia, Berkarya, Berbudaya”, menggambarkan semangat untuk menghadirkan generasi muda yang bangga akan warisan budaya sekaligus kreatif dalam mempromosikan nilai-nilai kebudayaan Makassar pada ruang-ruang modern.
Dengan berakhirnya masa pendaftaran, seluruh peserta akan memasuki rangkaian proses seleksi resmi, yaitu talent show, jelajah tour, karantina & pembekalan, hingga malam Grand Final pada 6 Desember 2025. Setiap tahapan bertujuan mengukur pengetahuan budaya Makassar, kemampuan komunikasi publik, kreativitas, sikap, hingga komitmen peserta sebagai calon duta pelestarian budaya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Andi Pattiware, memberikan apresiasi atas antusiasme luar biasa generasi muda Makassar dalam mengikuti ajang ini.
“Pendaftaran tahun ini menjadi bukti bahwa generasi muda Makassar masih sangat mencintai budaya. Mereka hadir bukan sekadar untuk berkompetisi, tetapi untuk menunjukkan bahwa budaya dapat dipelajari, dibagikan, dan dikelola secara kreatif,” tutur Andi Pattiware.
Ia menekankan bahwa para calon Duta Budaya bukan hanya dipersiapkan untuk tampil di panggung, tetapi untuk menjalankan peran strategis dalam pelestarian budaya Kota Makassar.
“Duta Budaya adalah wajah budaya Kota Makassar. Kami berharap mereka mampu menjadi komunikator budaya yang aktif dan relevan — bukan hanya di event seremonial, tetapi juga di ruang sosial masyarakat, sekolah, dan terutama di ranah digital. Budaya Makassar harus tetap hidup, berkembang, dan dikenal secara nasional maupun global,” tambahnya.
Melalui program Pemilihan Umum Duta Budaya Kota Makassar 2025, Pemerintah Kota Makassar berharap para finalis maupun pemenang nantinya mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya lokal, mulai dari bahasa, tradisi, kuliner, wastra, musik, hingga sejarah kota Makassar.
