SudutMakassar.id, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar melalui Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, menerima audiensi dari Persatuan Mahasiswa Tau Sianakkang di Ruang Wakil Wali Kota, Lantai 2, Balai Kota Makassar, pada Kamis (25/9). Audiensi ini menjadi forum penting untuk membahas langkah-langkah strategis menjaga serta mengembangkan kebudayaan Makassar di tengah arus modernisasi.
Rombongan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Tau Sianakkang menyampaikan aspirasi mereka terkait upaya pelestarian budaya, termasuk rencana kegiatan edukatif dan festival budaya yang dapat menjadi sarana memperkenalkan tradisi Makassar kepada generasi muda.
Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, mengapresiasi langkah dan semangat mahasiswa dalam memperjuangkan identitas budaya lokal.
“Kami sangat mengapresiasi gagasan yang disampaikan adik-adik mahasiswa. Kebudayaan Makassar adalah warisan yang harus kita jaga bersama. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, kita membutuhkan energi dan kreativitas generasi muda untuk memastikan nilai-nilai budaya ini terus hidup dan relevan,” ujar Aliyah.
Ia menegaskan bahwa Pemkot Makassar berkomitmen mendukung setiap program yang memiliki tujuan memperkuat pelestarian budaya, baik melalui kegiatan edukasi di sekolah maupun festival budaya yang bisa menjadi daya tarik pariwisata daerah.
“Budaya Makassar adalah identitas yang memperkuat kebanggaan kota ini. Saya berharap kolaborasi ini menjadi langkah awal untuk menghadirkan lebih banyak kegiatan budaya yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Syahruddin, yang turut mendampingi Wakil Wali Kota, menyatakan bahwa pihaknya siap memfasilitasi sinergi antara mahasiswa dan pemerintah untuk memajukan program pelestarian budaya.
“Kami menyambut baik ide-ide kreatif mahasiswa Tau Sianakkang. Pelestarian budaya memang harus menjadi gerakan kolektif, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat dan generasi muda. Dengan dukungan seperti ini, kita bisa menjaga budaya Makassar tetap menjadi identitas yang membanggakan,” kata Syahruddin.
Audiensi ini juga diwarnai diskusi hangat mengenai tantangan pelestarian budaya di era digital. Mahasiswa menyoroti pentingnya memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mempromosikan budaya Makassar agar dapat menjangkau generasi Z dan milenial.
Langkah ini diharapkan memperkuat sinergi antara pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat untuk menjadikan kebudayaan Makassar sebagai identitas yang tidak lekang oleh waktu dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman.