SudutMakassar.id, MAKASSAR – UPT Museum Kota Makassar kembali menghadirkan pameran temporer yang kali ini mengangkat tema “Makassar Multikultur”. Pameran yang berlangsung selama tiga hari, mulai 26 hingga 28 September 2025, dibuka secara resmi oleh Kepala UPT Museum Kota Makassar, Andi Nurul Salsabilah Sultan Pawi, S.Ikom., M.M.
Tema ini dipilih untuk menyoroti panjangnya sejarah Makassar sebagai kota pelabuhan internasional yang menjadi titik temu berbagai bangsa sejak abad ke-16. Makassar dikenal sebagai pusat perdagangan yang mempertemukan berbagai etnis, termasuk Arab, Melayu, Tionghoa, Eropa, hingga sesama bangsa Nusantara. Interaksi ini melahirkan sebuah wajah Makassar yang multikultural, penuh nilai toleransi, dinamika perdagangan, dan akulturasi budaya.
Dalam sambutannya saat pembukaan pameran, Andi Nurul Salsabilah Sultan Pawi menegaskan bahwa keberagaman adalah identitas Makassar yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda.
“Pameran hari ini adalah upaya kita menghadirkan kembali jejak sejarah itu kepada generasi masa kini. Bahwa keberagaman bukan hambatan, melainkan kekuatan. Bahwa multikultur bukan sekadar fakta sejarah, tetapi identitas Kota Makassar yang patut kita banggakan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa melalui pameran ini, pihak museum berharap para siswa, komunitas budaya, dan masyarakat umum yang hadir dapat lebih mengenal sejarah kotanya, mencintai budayanya, dan merawat nilai persaudaraan yang telah diwariskan oleh para leluhur.
“Kami ingin generasi muda melihat bahwa multikultur adalah modal sosial yang memperkuat persatuan. Pameran ini mengingatkan kita bahwa Makassar tumbuh menjadi kota besar karena keterbukaannya terhadap berbagai budaya dunia,” tambahnya.
Pameran “Makassar Multikultur” menampilkan berbagai koleksi sejarah, dokumen perdagangan kuno, foto arsip interaksi Makassar dengan pedagang dari berbagai negara, hingga artefak yang menjadi saksi perjalanan Makassar sebagai pusat peradaban maritim.
Kegiatan ini juga diramaikan oleh kunjungan para pelajar dan komunitas budaya yang disuguhkan dengan tur edukatif. Museum berharap pameran temporer ini tidak hanya menjadi sarana hiburan tetapi juga menjadi ruang belajar sejarah dan nilai-nilai toleransi yang relevan dengan kehidupan saat ini.