SudutMakassar.id, MAKASSAR – Kesiapsiagaan dan antisipasi menjadi kunci untuk meminimalkan risiko bencana. Pemerintah Kota Makassar bersama Kementerian Sosial RI menjawab tantangan tersebut dengan mencanangkan Kampung Siaga Bencana (KSB).
Dua wilayah yang dianggap paling rentan, Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Manggala, menjadi fokus simulasi kesiapsiagaan. Program ini mencakup deteksi dini, penanganan darurat, hingga pemulihan pascabencana.
Pencanangan sekaligus simulasi KSB digelar Dinas Sosial Kota Makassar di Anjungan Pantai Losari, Minggu (21/9/2025). Program ini menitikberatkan pada pengurangan risiko bencana melalui penguatan fisik lingkungan sekaligus pembentukan kesadaran dan keterampilan warga.
Deteksi dini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya urusan pemerintah, tetapi gerakan kolektif.
Acara ini dihadiri Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI Robben Rico, jajaran SKPD Kota Makassar, dan para relawan siaga bencana yang bersama-sama menunjukkan komitmen membangun masyarakat tangguh.
Sekjen Kemensos Robben Rico menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar atas dukungan penuh terhadap berbagai program pemberdayaan masyarakat, mulai dari Kampung Siaga Bencana hingga Sekolah Rakyat.
“Sejak dipimpin Pak Wali (Munafri), Makassar adalah kota yang terus berbenah. Dalam beberapa bulan terakhir saya sudah empat kali ke sini dan melihat banyak perubahan positif, termasuk kebersihannya,” ujarnya.
Robben menegaskan bahwa kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci menghadapi potensi bencana, khususnya banjir yang kerap melanda kota besar.
“Namun, kita tetap harus waspada terhadap ancaman bencana, terutama banjir. Oleh karena itu, antisipasi harus kita siagakan,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya kehadiran KSB yang di Makassar melibatkan 60 relawan terlatih. Mereka dibekali keterampilan penanganan kebencanaan dan pertolongan pertama sehingga siap digerakkan kapan saja.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pasukan khusus lembaga terkait. Dengan keterlibatan warga, penanganan bencana akan jauh lebih cepat dan efektif,” tegas Robben.
Selain itu, Robben mengapresiasi langkah Pemkot Makassar yang menyediakan lahan untuk berbagai program sosial, termasuk perumahan contoh dan Sekolah Rakyat.
“Bapak Presiden tahu, dan sudah kami laporkan serta menyampaikan terima kasih kepada Pak Wali Kota atas dukungan yang luar biasa,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa Sulawesi Selatan menjadi salah satu provinsi di luar Jawa dengan jumlah Sekolah Rakyat terbanyak yang disetujui pembangunannya tahun ini—termasuk di Kota Makassar.
“Insya Allah, awal Oktober nanti Presiden dijadwalkan meresmikan Sekolah Rakyat di Bekasi, sekaligus meninjau program perumahan contoh yang lahannya disiapkan oleh Pemkot Makassar,” jelasnya.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menanggulangi bencana.
“Kampung Siaga Bencana bukan sekadar program, melainkan gerakan gotong royong dan solidaritas sosial,” ujarnya.
Munafri berharap masyarakat tidak hanya menjadi korban pasif, tetapi menjadi subjek aktif dalam penanggulangan bencana—mulai dari tahap kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga pemulihan pascabencana.
Ia menyoroti potensi bencana yang kerap mengancam Kota Makassar, mulai dari banjir, angin puting beliung, kebakaran, hingga bencana sosial lainnya, khususnya di Biringkanaya dan Manggala yang menjadi lokasi fokus simulasi KSB.
“Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat merupakan kunci utama untuk meminimalkan risiko dan dampak bencana,” tegasnya.
Munafri mengajak seluruh elemen masyarakat, relawan, dan pilar sosial untuk terus aktif dalam pelatihan KSB sebagai wadah pembelajaran, kerja sama, dan solidaritas.
“Semoga Kampung Siaga Bencana di Makassar menjadi contoh nyata penanggulangan bencana berbasis masyarakat dan menjadi inspirasi agar selalu siap siaga kapan saja,” pungkasnya.