SudutMakassar.id, MAKASSAR — Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menegaskan komitmen kepolisian untuk selalu mengawal penyampaian aspirasi yang berlangsung damai. Namun, ia memastikan bahwa setiap tindakan anarkis tidak lagi dianggap sebagai gerakan mahasiswa atau ormas, melainkan perbuatan kriminal.
“Komitmen kami jelas, aksi damai akan tetap dikawal. Tetapi setiap tindakan anarkis akan ditindak tegas sesuai hukum,” tegas Arya dalam deklarasi damai bersama Wali Kota, Forkopimda, dan organisasi kepemudaan di Warkop SIJA, Jalan Sawerigading, Minggu (31/8/2025).
Polisi Akui Situasi Ricuh 29 Agustus Sulit Dikendalikan
Arya mengakui bentrokan pada 29 Agustus lalu dipicu oleh situasi yang tidak terkendali. Aparat hanya menurunkan sekitar 200 personel, sementara jumlah massa mencapai 2.000 orang yang terbagi di DPRD Kota dan DPRD Provinsi Sulsel.
“Anggota kami tidak dilengkapi senjata, hanya tameng. Ini komitmen Kapolri agar tidak menyakiti pengunjuk rasa. Yang tidak boleh disakiti adalah demonstran, bukan anarko,” jelasnya.
Namun, keadaan berubah ketika massa mulai melempari batu dan bom molotov. Untuk mencegah korban lebih banyak, aparat memilih mundur dan menghindari bentrokan langsung.
Polisi Janji Tindak Tegas Pelaku Kerusuhan
Menurut Arya, aspirasi awal terkait PBB dan sikap anggota DPR RI berubah menjadi sasaran aparat. Ia menegaskan keputusan Presiden dan perintah Kapolri sudah jelas: pelaku kerusuhan akan ditindak tegas.
“Selama masih mahasiswa dengan almamater dan menyuarakan aspirasi, itu tidak masalah. Tetapi kalau sudah anarkis, itu penjahat. Saya janji akan menindak tegas,” tegasnya.
Polisi juga akan mengusut kerusuhan di DPRD Kota melalui bukti CCTV dan hasil penyelidikan lapangan.
Supratman Menangis, Pertaruhkan Nyawa Demi Makassar
Suasana haru mewarnai pertemuan lintas ormas dan Forkopimda di Warkop SIJA, Minggu malam. Ketua DPRD Makassar, Supratman, tak kuasa menahan tangis ketika menyampaikan duka mendalam atas tragedi 29 Agustus yang menewaskan sedikitnya empat orang.
“Kalau hari ini Makassar butuh keamanan, ambil nyawanya di Supra. Saya bertaruhkan nyawaku demi Makassar,” ucap Supratman dengan suara bergetar.
Ia menegaskan DPRD tidak pernah menutup pintu aspirasi. Menurutnya, gedung DPRD adalah rumah rakyat, tempat semua kelompok menyampaikan suara.
Gedung DPRD Dibakar, Jadi Pelajaran Pahit
Supratman menyayangkan aksi pembakaran gedung DPRD saat unjuk rasa. Meski begitu, ia menekankan pentingnya menjadikan tragedi tersebut sebagai pelajaran berharga.
“Yang kita sesalkan, kenapa rumah kita sendiri yang dibakar? Tetapi sudahlah, semua sudah terjadi. Yang penting ke depan, Makassar tetap aman dan pemerintahan berjalan,” jelasnya.
Ia menegaskan, bersama Forkopimda dan Wali Kota Munafri Arifuddin, DPRD berkomitmen menjaga kota tetap kondusif.
Makassar Adalah Rumah Bersama
Dengan penuh harap, Supratman mengajak masyarakat menjaga Makassar dari anarkisme. Menurutnya, demonstrasi adalah hak rakyat, tetapi penyampaian aspirasi harus dilakukan secara damai.
“Kalau ada yang mau demo, silakan. Itu hak rakyat. Tapi jangan lagi ada anarki seperti kemarin, karena nyawa manusia yang hilang itu sangat berdosa,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, ia mengingatkan seluruh pihak bahwa Makassar adalah rumah bersama.
“Makassar ini rumah kita. Jangan sampai rumah kita sendiri yang kita hancurkan,” tutup Supratman.