SudutMakassar.id, MAKASSAR – Kota Makassar kembali menjadi magnet investasi besar. Sebuah gedung apartemen berkapasitas tinggi dengan nilai investasi awal Rp1 triliun akan segera dibangun di kawasan Metro Tanjung Bunga, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate.
Pertemuan Pemkot dengan Investor
Rencana pembangunan tersebut dibahas dalam pertemuan teknis antara Pemerintah Kota Makassar dengan PT Tanamal Phinsi Properti di Balai Kota, Kamis (21/8/2025).
Hadir dalam pertemuan itu, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Sekda Makassar Andi Zulkifly Nanda, Kepala Dinas Tata Ruang, Kepala Dinas Perumahan, Camat Tamalate, serta mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.
General Manager PT Tanamal Phinsi Properti, Eka Firman, menjelaskan bahwa proyek ini bukan hanya membangun apartemen, tetapi bagian dari masterplan kawasan seluas 26 hektare. Total investasi ditargetkan mencapai Rp15 hingga Rp20 triliun dalam beberapa tahun mendatang.
“Investasi awal apartemen ini sebesar Rp1 triliun. Namun ke depan akan terus bertambah hingga mencapai Rp15–20 triliun dengan hadirnya pembangunan gedung lain,” jelas Eka.
Dalam tiga tahun ke depan, pihaknya akan menggarap kawasan Kostalia, apartemen, dan marketing gallery. Kostalia sendiri diambil dari nama pemilik perusahaan, Taufan dan Amelia.
Masterplan Strategis di Metro Tanjung Bunga
Eka menyebutkan, kawasan ini berada persis di samping Trans Studio Makassar. Masterplan mencakup pembangunan apartemen, kantor pusat, low rise apartemen, dan area bisnis.
Tahap awal akan dibangun private kavling (luxury house dan masjid), premium SOHO, suite apartemen, office tower, dan business loft. Dua tower apartemen dipasarkan dengan harga bervariasi mulai Rp100 juta hingga Rp6 miliar per unit.
“Harapan kami, apartemen ini menjadi hunian premium sekaligus ruang bisnis strategis di Makassar,” ujarnya.
Munafri: Investor Harus Ikuti Mandatori Kota
Menyambut positif rencana investasi ini, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan bahwa setiap investor wajib mematuhi aturan kota. Ada tiga mandatori utama yang harus dipenuhi:
1. Penataan kabel – semua kabel harus dibenamkan ke bawah tanah, tidak boleh lagi menggantung.
2. Pengelolaan sampah – kawasan wajib memiliki sistem pengelolaan sampah yang jelas.
3. Sistem perparkiran – harus terintegrasi dengan perangkat transit modern untuk mengantisipasi lonjakan mobilitas.
“Soal kabel tidak boleh lagi di atas, semua harus dibenamkan ke bawah tanah. Sistem pengelolaan sampah wajib ada. Itu mandatori, tidak bisa ditawar,” tegas Munafri.
Ia menambahkan, konsep lifestyle transit juga penting agar gedung besar mampu menampung aktivitas masyarakat dengan ruang tunggu yang nyaman.
Investasi Bukti Makassar Semakin Dilirik
Munafri menilai, tren investasi properti yang meningkat membuktikan kepercayaan investor pada Makassar. Kenaikan nilai tanah dan prospek ekonomi menjadi daya tarik utama.
“Kalau ada investasi masuk tahun ini, biasanya tahun depan ada lagi yang mengikuti. Itu artinya iklim investasi kita sehat,” ucapnya.
Selain apartemen mewah, Munafri juga mengungkap rencana pembangunan Hotel Grand Mercure berkapasitas 400 kamar dengan ballroom lantai 12 yang mampu menampung hingga 8.000 orang.
“Pembangunan ini akan menopang pertumbuhan ekonomi kota sekaligus menambah fasilitas strategis bagi warga dan tamu Makassar,” pungkasnya.
















