SudutMakassar.id, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat lokal dan harmonisasi antarperusahaan transportasi saat menerima audiensi PT XAHNSM Green and Smart Mobility Indonesia (GSM) bersama PT Avon di Balai Kota Makassar, Rabu (20/8/2025).
Dalam kesempatan itu, pihak GSM menyampaikan rencana launching dan pengoperasian 200 unit taksi listrik pada 31 Agustus mendatang. Mereka juga mengundang Munafri untuk hadir dalam acara tersebut.
Layanan Taksi Listrik Jangkau Kawasan Mamminasata
Managing Director PT GSM, Derby, menjelaskan bahwa armada kendaraan listrik akan melayani kawasan Mamminasata, meliputi Makassar, Maros, Sungguminasa (Gowa), dan Takalar.
Program ini, kata dia, sekaligus mendukung target pemerintah dalam pengurangan emisi karbon (zero net carbon) serta menciptakan peluang usaha baru di sektor pendukung.
“Melalui taksi listrik, kami berharap tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga memberi dampak ekonomi lokal. Misalnya membuka peluang usaha pencucian mobil hingga mendukung UMKM warga sekitar,” paparnya.
Sistem Kerja Berbasis Bagi Hasil dan Digitalisasi Layanan
Derby menguraikan, sistem kerja pengemudi taksi listrik berbeda dengan konvensional. Mitra pengemudi tidak dibebani setoran harian, melainkan menggunakan skema bagi hasil dengan fasilitas pembayaran yang sudah terintegrasi ke seluruh e-wallet.
Pemesanan taksi bisa dilakukan melalui aplikasi, call center, maupun lambaian langsung di jalan. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah mengantongi izin operasional dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Munafri: Rekrutmen Supir Utamakan Warga Lokal
Menanggapi inisiatif ini, Munafri menyambut baik inovasi kendaraan ramah lingkungan tersebut. Namun ia menegaskan bahwa implementasi taksi listrik harus tetap memperhatikan pemberdayaan masyarakat lokal.
Menurutnya, proses rekrutmen pengemudi perlu mengutamakan anak-anak muda Makassar agar manfaat ekonomi langsung dirasakan warga.
“Di Makassar ini banyak yang mencari pekerjaan, kita mesti melibatkan masyarakat lokal. Supir-supirnya harus dari anak-anak Makassar,” ujar Munafri.
Penekanan pada Aturan Mobilitas dan Harmonisasi Transportasi
Ia juga meminta perusahaan memberikan pembekalan aturan mobilitas sebelum pengemudi turun ke lapangan. Hal itu penting agar lalu lintas kota lebih tertib sekaligus menekan potensi pelanggaran kecil yang bisa berdampak buruk terhadap tata kelola transportasi.
Munafri mengingatkan agar kehadiran taksi listrik tidak menimbulkan gesekan dengan sopir transportasi konvensional maupun daring yang sudah ada. Sosialisasi dinilai perlu dilakukan secara matang dengan melibatkan asosiasi sopir agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama.
“Kalau bisa sebelum rekrutmen supir, tolong ajarkan peraturan mobilitas yang baik untuk mendorong kepatuhan lalu lintas,” tambahnya.
Perluasan Ekosistem Kendaraan Listrik
Lebih jauh, Munafri menjelaskan bahwa Pemkot Makassar tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah perusahaan di Jakarta untuk memperluas ekosistem kendaraan listrik di Makassar.
Pemerintah berencana agar pemanfaatan kendaraan ramah lingkungan tidak hanya terbatas pada layanan taksi, tetapi juga digunakan oleh perangkat daerah.
“Ke depan, bukan hanya masyarakat, tapi camat, kepala dinas, hingga petugas pemerintah kita dorong untuk menggunakan kendaraan listrik. Saya sendiri sudah mulai menggunakan listrik, dan ini akan kita perluas,” ungkapnya.
Makassar Menuju Kota Transportasi Hijau
Di akhir pertemuan, Munafri berharap kehadiran transportasi listrik di Makassar tidak hanya menjadikan kota ini sebagai pelopor transportasi hijau, tetapi juga sebagai kota yang memastikan keberlanjutan berjalan beriringan dengan kesejahteraan masyarakat lokal.
Audiensi turut dihadiri jajaran PT GSM, antara lain Managing Director Deny Tjia, Manager Government Relations Zainul Akbar, Direktur Legal Gharnis Athe M Ginting, serta Manager Depot Makassar GSM, Adriansyah.
