SudutMakassar.id, JAKARTA – Pemerintah Kota Makassar terus memperkuat fondasi ketahanan pangan dan infrastruktur dengan mempersiapkan pembentukan dua perusahaan daerah (perseroda) baru. Langkah strategis ini diawali dengan kunjungan kerja ke Food Station Tjipinang Jaya, BUMD milik Pemprov DKI Jakarta yang dikenal sebagai pionir bisnis pangan berkelanjutan.
Rombongan Pemkot Makassar dipimpin langsung oleh Wali Kota Munafri Arifuddin, didampingi Sekda Makassar Andi Zulkifly Nanda, jajaran kepala OPD strategis, hingga perwakilan BUMD kota. Mereka diterima hangat oleh Direktur Utama Food Station, Karyawan Gunarso, bersama direksi lainnya.
Munafri menegaskan bahwa kunjungan ini bukan sekadar studi banding, tetapi menjadi bagian dari langkah nyata dalam menyusun konsep bisnis untuk dua entitas baru: Perseroda Pangan dan Perseroda Infrastruktur.
“Makassar minim lahan pertanian, tetapi sangat strategis sebagai pusat distribusi pangan di Indonesia Timur. Kami ingin belajar bagaimana Food Station mampu bertahan dan tumbuh di kondisi serupa,” ungkapnya.
Data menunjukkan, Kota Makassar hanya memiliki sekitar 1.400 hektare lahan pertanian aktif, yang secara ideal hanya menghasilkan 10.000 hingga 14.000 ton beras per tahun. Hal ini menjadikan rantai distribusi pangan dan urban farming sebagai fokus utama dalam desain bisnis Perseroda Pangan.
Munafri juga menyoroti bahwa potensi Makassar sebagai hub distribusi sangat besar, menjangkau wilayah Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Papua, hingga Nusa Tenggara—dengan populasi total lebih dari 60 juta jiwa.
“Setiap hari orang makan, setiap hari kita bicara soal beras. Ini peluang bisnis sekaligus misi sosial,” tegasnya.
Food Station sendiri telah berkembang pesat sejak resmi menjadi BUMD pada 2014. Kini, lebih dari 75% omzetnya berasal dari perdagangan beras, yang dikelola melalui kemitraan strategis dengan kelompok tani dari berbagai provinsi.
Karyawan Gunarso memaparkan bahwa keberhasilan Food Station terletak pada kolaborasi antar daerah, diversifikasi produk, dan keberanian merekrut talenta profesional dari sektor swasta.
“Kami hijack talenta terbaik dari perusahaan besar. Profesionalisme jadi kunci percepatan,” ungkap Gunarso.
Munafri berharap, blueprint pendirian Perseroda Pangan dan Infrastruktur Makassar dapat segera disusun dengan pendekatan realistis, adaptif, dan berdampak langsung ke masyarakat.
“Kami tidak hanya meniru, tapi menyesuaikan dengan kondisi riil Makassar. Kami ingin bangun BUMD yang berdampak sosial dan membuka lapangan kerja,” tutupnya.
Langkah ini sekaligus memperkuat arah transformasi BUMD Makassar yang sebelumnya telah memulai studi ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro), BUMD DKI yang bergerak di bidang pengelolaan kawasan dan infrastruktur.