SudutMakassar.id, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan menyepakati pentingnya memperkuat kurikulum pendidikan agama sebagai dasar pembentukan karakter anak sejak usia dini, khususnya di jenjang Sekolah Dasar (SD).
Komitmen ini terbangun dalam audiensi antara Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Sulsel dan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, yang berlangsung di Balai Kota, Selasa (29/7/2025). Audiensi ini juga menjadi bagian dari persiapan Musyawarah Wilayah III Tarjih Muhammadiyah Sulsel yang akan digelar pada 1–3 Agustus 2025 di Makassar.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid, Prof. Dr. Zulfahmi, menyampaikan apresiasi atas perhatian serius Wali Kota terhadap penguatan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai agama.
“Kami sangat terkesan dengan komitmen Pak Wali. Pendidikan agama bukan sekadar pengetahuan, tetapi sarana membentuk sikap, adab, dan moral sejak dini,” ujarnya.

Zulfahmi menambahkan, masyarakat Makassar dikenal sebagai masyarakat religius. Oleh karena itu, pendidikan agama yang menanamkan tata krama, penghormatan terhadap orang tua, dan etika sosial menjadi sangat relevan dalam membentuk generasi yang bermoral.
Dalam pertemuan itu, Muhammadiyah juga menyampaikan dua agenda utama dalam Musyawarah Tarjih:
- Seminar Nasional Tarjih I yang mengangkat tema respons Islam terhadap isu-isu kontemporer di masyarakat.
- Seminar Nasional Tarjih II menghadirkan Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, membahas dampak Artificial Intelligence (AI) terhadap masa depan pendidikan Indonesia.
“Jika tidak dikelola dengan bijak, AI justru bisa mengikis nilai-nilai etika dalam proses pendidikan,” tegas Prof. Zulfahmi.
Sementara itu, Wali Kota Munafri menegaskan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini. Menurutnya, pendidikan karakter harus menjadi prioritas utama dalam membentuk sumber daya manusia unggul secara moral dan intelektual.
“Ini bukan sekadar kebijakan, tapi pijakan jangka panjang untuk Makassar sebagai kota yang memuliakan nilai-nilai etika,” kata Munafri.
Ia menilai, sudah saatnya kurikulum agama dan budi pekerti di SD dikembangkan menjadi percontohan nasional, dengan pendekatan nilai keagamaan dan budaya lokal yang selaras.
“Kalau kurikulum ini bisa jadi role model nasional dalam pendidikan etika, itu akan menjadi warisan berharga dari Makassar untuk Indonesia,” tambahnya.
Pemkot Makassar berkomitmen untuk terus mendampingi penguatan kebijakan kurikulum tersebut bersama organisasi keagamaan dan lembaga pendidikan.
















