SudutMakassar.id, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menghadiri kegiatan Fasilitasi Literasi Digital untuk Perempuan dan Anak yang digelar oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komunikasi dan Digital Kementerian Komunikasi dan Digital RI, Senin (16/6/2025). Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Viada Hafid, dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Ruadi.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat literasi digital bagi kelompok rentan, terutama perempuan dan anak. Tujuannya agar mereka dapat menggunakan teknologi secara bijak, aman, dan produktif di tengah cepatnya transformasi digital.
“Literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Kami ingin perempuan dan anak Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga mampu berpartisipasi aktif dan cerdas dalam ruang digital,” ujar Meutya Viada Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital RI.

Meutya menekankan bahwa pemanfaatan teknologi secara bertanggung jawab perlu dibarengi dengan edukasi yang berkelanjutan. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi fondasi bagi terbentuknya masyarakat digital yang kuat dan inklusif.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Ruadi, menilai program ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Menurutnya, literasi digital merupakan bekal penting bagi keluarga dalam menghadapi tantangan dan risiko dunia maya.
“Kita semua perlu menjadi pelindung digital bagi anak-anak. Edukasi seperti ini memberikan perspektif baru bagi para ibu, guru, dan komunitas untuk lebih siap menghadapi era digital,” ungkapnya.

Kepada awak media, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengapresiasi kehadiran pemerintah pusat dan provinsi dalam mendorong penguatan kapasitas literasi masyarakat, khususnya di Makassar.
“Kami mendukung penuh program literasi digital ini karena sejalan dengan visi Kota Makassar sebagai kota yang inklusif, adaptif, dan berbasis teknologi. Dengan kolaborasi lintas sektor, kami yakin literasi digital akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ujar Munafri.

Program fasilitasi ini mencakup pelatihan dasar literasi digital, perlindungan data pribadi, pencegahan kekerasan siber, serta pemanfaatan teknologi untuk pendidikan dan kewirausahaan. Para peserta terdiri dari kader PKK, guru, komunitas perempuan, dan pelajar.
Sebagai penutup, Meutya Hafid berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan dikembangkan ke daerah-daerah lainnya. Ia menegaskan bahwa kementeriannya siap memperluas jangkauan program agar masyarakat di seluruh Indonesia dapat merasakan manfaatnya.
“Kami ingin setiap perempuan dan anak Indonesia memiliki akses dan pemahaman yang setara terhadap dunia digital. Karena dari merekalah masa depan bangsa dibentuk,” pungkasnya.
















