Berita  

Booth Pemkot Makassar Tagline “Kota Adaptif” Gambarkan Unggul, Inklusif, Aman dan Berkelanjutan

SudutMakassar.id, SURABAYA – Pemerintah Kota Makassar menghadirkan konsep unik dalam booth APEKSI 2025 yang berlangsung pada 6–10 Mei di Surabaya. Dalam kegiatan Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ini, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin meninjau langsung booth Kota Makassar pada Kamis (8/5/2025).

Booth Makassar mengusung tema “Makassar, The Old and The New”, yang mencerminkan semangat kota dalam menghadapi era digitalisasi tanpa melupakan akar budaya lokal.

“Meski kita terus mengikuti perkembangan teknologi, nilai-nilai budaya lokal tetap kami jaga dan kembangkan,” ujar Munafri.

Booth futuristik ini menampilkan berbagai program unggulan yang mendukung kota cerdas, aman, inklusif, dan berkelanjutan. Pengunjung dapat menjelajahi berbagai zona seperti urban farming corner, Makassar Kreatif Hub, serta area pelatihan (training corner).

Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat menikmati instalasi tradisional seperti mesin tenun, kopi Toraja, hingga permainan virtual berbasis Oculus, yang menambah daya tarik booth Kota Makassar.

Tema “Makassar, The Old and The New” menyampaikan pesan kuat: Kota Makassar terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, namun tetap menghargai sejarah dan budaya yang menjadi fondasi identitas kota.

“Kami ingin menggambarkan bahwa Makassar adalah kota yang adaptif, mampu merespons perkembangan zaman tanpa mengesampingkan budaya yang ada,” jelas Munafri.

Selain inovasi digital dan nilai budaya, booth ini juga memamerkan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Produk-produk tersebut menjadi bukti nyata tingginya tingkat kreativitas dan produktivitas masyarakat Makassar.

“Alhamdulillah, kami juga menampilkan produk-produk UMKM. Ini membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat di Makassar terus berkembang dengan baik,” tambahnya.

Kehadiran Kota Makassar di APEKSI 2025 menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun kota yang maju secara teknologi, berdaya secara ekonomi, dan berakar pada nilai-nilai budaya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *